Pabrik Jatake
My
journey starts from here.
Wanita
mana sih yang nggak tau Wardah, Emina, maupun Make Over? Produk
kosmetik yang sedang naik daun, sering launching produk
baru, ibarat
produk yang
kemarin belum sempat kebeli, udah launching produk
baru lagi. Selalu berhasil membuat para wanita ingin mengoleksi
berbagai jenis kosmetiknya. Ya, saya termasuk salah satu wanita itu.
Bahkan saat kuliah sempat terpikir, seru kali ya kerja di perusahaan
kosmetik, nanti bisa dapat kosmetik gratis. Kalau diingat-ingat, ya
ampun, pemikiran saya kok sesimpel itu.
Time
flies, tiba juga saatnya saya tes kerja di PT Paragon Technology
and Innovation, perusahaan yang menaungi brand Wardah, Emina, dan
Make Over. Saat interview dengan Board of Directors,
saya sempat
request “Kalau
bisa saya tidak di pabrik, Pak”.
Tetapi
saya ingat betul waktu
itu Pak Harman mengatakan
“Kalau
saya maunya kamu di pabrik gimana?” Wah, pertanyaan yang sulit,
hehe.
Saya takut tidak bisa
bertahan lama jika harus
bekerja di pabrik. Saat
itu saya membayangkan bahwa kehidupan pabrik akan sangat keras,
monoton, dan melelahkan.
Singkat cerita, akhirnya saya
diterima sebagai MT Quality Control, ya tentunya bekerja di pabrik.
Bekerja
di pabrik dan bahkan juga tinggal di dalam pabrik adalah pengalaman
yang tidak pernah terbayangkan dalam
hidup saya. Ibarat keluar
pintu, udah langsung tempat kerja. Pabrik Paragon ini berada di Kawasan Industri Jatake, Tangerang. Bagi yang pernah ke Pabrik
Jatake, pasti bisa membayangkan, betapa jauhnya pabrik ini dari dunia
hiburan. Mau keluar kawasan
industri saja
jauh, sejauh mata memandang,
ya isinya pabrik-pabrik. Yah,
namanya juga kawasan industri, nggak mungkin pemandangannya sawah,
hehe. Awalnya saya berpikir,
bisa nggak ya bertahan
di tempat seperti ini. Udah di pabrik, pelosok, jauh dari mana-mana.
Setelah
berproses selama hampir 2 tahun, ternyata segala pemikiran saya
tentang kehidupan pabrik itu salah besar. “Waaaah!”
menjadi
kata yang paling saya ucapkan selama di tempat ini. Pabrik
Paragon berbeda dengan cerita-cerita tentang pabrik yang pernah saya
dengar, bahkan sempat saya alami sebelumnya. Kehidupan pabrik keras?
Salah besar. Kekeluargaan di pabrik ini sungguh terasa, tidak hanya
formalitas dalam value yang
diucapkan setiap morning briefing.
Saya rasa hampir tidak pernah
ada drama marah tidak jelas di tempat ini. Ketika ada permasalahan,
kita selalu dituntut untuk berpikir “Lalu bagaimana solusinya?”
Permasalahan yang dihadapi justru menjadi inspirasi untuk terus
berinovasi dan
melakukan continuous improvement, “menjadikan
hari ini lebih baik dari hari kemarin” seperti yang tertulis dalam
visi Paragon.
Monoton?
Mana mungkin. Improvement yang
ada di pabrik dilakukan dengan sangat cepat. Bahkan
tak sedikit training dan
personal
development yang
dilakukan untuk karyawannya.
Demi apa? Ya demi mengembangkan Paragonian, sesuai dengan
misi Paragon. Kalau
boleh dibilang, kerja di Paragon rasanya seperti sekolah lagi. Tidak
pernah membosankan, karena kita harus selalu belajar, belajar, dan
belajar. Sama seperti quotes yang
sering dikutip oleh tim Paragon University, “Never stop
learning, because life never stops teaching”.
Melelahkan?
Ya sewajarnya bekerja. Kalau tidur kelamaan ya pasti lelah juga kan?
Hehehe.
Rasanya tinggal di dalam pabrik? Enak aja kok! Tinggal di mess bersama teman-teman, bisa masak bareng, dan yang terpenting tidak perlu memikirkan drama kemacetan saat berangkat maupun pulang kerja, tinggal jalan kaki berapa langkah juga sampai. Ingin olahraga? Bisa lari keliling pabrik, secapeknya, hehe. #SelaluBersyukur kalau kata iklannya Wardah.
Terima
kasih Paragon. I’m so proud to be part of Paragonian :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar