Kamis, 01 Oktober 2020

Pabrik Jatake

My journey starts from here.

Wanita mana sih yang nggak tau Wardah, Emina, maupun Make Over? Produk kosmetik yang sedang naik daun, sering launching produk baru, ibarat produk yang kemarin belum sempat kebeli, udah launching produk baru lagi. Selalu berhasil membuat para wanita ingin mengoleksi berbagai jenis kosmetiknya. Ya, saya termasuk salah satu wanita itu. Bahkan saat kuliah sempat terpikir, seru kali ya kerja di perusahaan kosmetik, nanti bisa dapat kosmetik gratis. Kalau diingat-ingat, ya ampun, pemikiran saya kok sesimpel itu.

Time flies, tiba juga saatnya saya tes kerja di PT Paragon Technology and Innovation, perusahaan yang menaungi brand Wardah, Emina, dan Make Over. Saat interview dengan Board of Directors, saya sempat request “Kalau bisa saya tidak di pabrik, Pak”. Tetapi saya ingat betul waktu itu Pak Harman mengatakan “Kalau saya maunya kamu di pabrik gimana?” Wah, pertanyaan yang sulit, hehe. Saya takut tidak bisa bertahan lama jika harus bekerja di pabrik. Saat itu saya membayangkan bahwa kehidupan pabrik akan sangat keras, monoton, dan melelahkan. Singkat cerita, akhirnya saya diterima sebagai MT Quality Control, ya tentunya bekerja di pabrik.

Bekerja di pabrik dan bahkan juga tinggal di dalam pabrik adalah pengalaman yang tidak pernah terbayangkan dalam hidup saya. Ibarat keluar pintu, udah langsung tempat kerja. Pabrik Paragon ini berada di Kawasan Industri Jatake, Tangerang. Bagi yang pernah ke Pabrik Jatake, pasti bisa membayangkan, betapa jauhnya pabrik ini dari dunia hiburan. Mau keluar kawasan industri saja jauh, sejauh mata memandang, ya isinya pabrik-pabrik. Yah, namanya juga kawasan industri, nggak mungkin pemandangannya sawah, hehe. Awalnya saya berpikir, bisa nggak ya bertahan di tempat seperti ini. Udah di pabrik, pelosok, jauh dari mana-mana.

Setelah berproses selama hampir 2 tahun, ternyata segala pemikiran saya tentang kehidupan pabrik itu salah besar. “Waaaah!” menjadi kata yang paling saya ucapkan selama di tempat ini. Pabrik Paragon berbeda dengan cerita-cerita tentang pabrik yang pernah saya dengar, bahkan sempat saya alami sebelumnya. Kehidupan pabrik keras? Salah besar. Kekeluargaan di pabrik ini sungguh terasa, tidak hanya formalitas dalam value yang diucapkan setiap morning briefing. Saya rasa hampir tidak pernah ada drama marah tidak jelas di tempat ini. Ketika ada permasalahan, kita selalu dituntut untuk berpikir “Lalu bagaimana solusinya?” Permasalahan yang dihadapi justru menjadi inspirasi untuk terus berinovasi dan melakukan continuous improvement, “menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin” seperti yang tertulis dalam visi Paragon.

Monoton? Mana mungkin. Improvement yang ada di pabrik dilakukan dengan sangat cepat. Bahkan tak sedikit training dan personal development yang dilakukan untuk karyawannya. Demi apa? Ya demi mengembangkan Paragonian, sesuai dengan misi Paragon. Kalau boleh dibilang, kerja di Paragon rasanya seperti sekolah lagi. Tidak pernah membosankan, karena kita harus selalu belajar, belajar, dan belajar. Sama seperti quotes yang sering dikutip oleh tim Paragon University, “Never stop learning, because life never stops teaching”.

Melelahkan? Ya sewajarnya bekerja. Kalau tidur kelamaan ya pasti lelah juga kan? Hehehe.

Rasanya tinggal di dalam pabrik? Enak aja kok! Tinggal di mess bersama teman-teman, bisa masak bareng, dan yang terpenting tidak perlu memikirkan drama kemacetan saat berangkat maupun pulang kerja, tinggal jalan kaki berapa langkah juga sampai. Ingin olahraga? Bisa lari keliling pabrik, secapeknya, hehe. #SelaluBersyukur kalau kata iklannya Wardah.

Terima kasih Paragon. I’m so proud to be part of Paragonian :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar